Tahukah anda jika stroke ialah penyebab kematian nomor 3 di dunia? Bagaimana dengan Indonesia? Menurut data tahun 2013, sebanyak 12,1 orang dari 1000 penduduk mengalami stroke. Penyebab stroke umumnya berasal dari penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes. Namun, tahukah anda jika kebiasaan mendengkur merupakan salah satu penyebab penyakit stroke? Lantas apa alasannya? Mari anda simak ulasannya dalam artikel ini.
Alasan mengapa mendengkur berpotensi mengakibatkan stroke ialah dapat kita lihat dari hasil penelitian Sleep Heart Health Study di tahun 2010 menunjukkan, semakin parah dengkuran seseorang, semakin tinggi ia berisiko mengalami stroke iskemik.
Ukuran parah dapat ditunjukan pada sebuah indeks henti nafas tidur (AHI). Apabila dengkuran mencapai lebih dari 19 kali perjam, maka risiko terserang stroke dapat meningkat hingga 3 kali lipat. Biasanya fenomena ini terjadi pada seseorang yang berusia paruh baya keatas.
Henti nafas saat tidur dapat diketahui dengan tanda yaitu mendengkur. Meski tampak sepele, nafas yang dapat membuat tersedak inilah yang akan berkembang menjadi gejala awal yang cukup mengawatirkan.
Tidur ngorok berakibat luas pada kesehatan. Sleep apnea atau henti nafas dapat menyebabkan hipertensi, gangguan jantung, stroke, diabetes dan impotensi. Hubungan antara stroke dan sleep apnea belum bisa dipastikan.
Namun, menurut jurnal yang dirilis terbitan 2016 menggungkapkan, bahwa kelompok usia lanjut lebih rentan merasakan penurunan kadar oksigen pada saat tidur. Hal inilah yang membuat ukuran parah (AHI) semakin parah dan berdampak buruk untuk kesehatan.
Semoga bermanfaat.
Alasan mengapa mendengkur berpotensi mengakibatkan stroke ialah dapat kita lihat dari hasil penelitian Sleep Heart Health Study di tahun 2010 menunjukkan, semakin parah dengkuran seseorang, semakin tinggi ia berisiko mengalami stroke iskemik.
Ukuran parah dapat ditunjukan pada sebuah indeks henti nafas tidur (AHI). Apabila dengkuran mencapai lebih dari 19 kali perjam, maka risiko terserang stroke dapat meningkat hingga 3 kali lipat. Biasanya fenomena ini terjadi pada seseorang yang berusia paruh baya keatas.
Henti nafas saat tidur dapat diketahui dengan tanda yaitu mendengkur. Meski tampak sepele, nafas yang dapat membuat tersedak inilah yang akan berkembang menjadi gejala awal yang cukup mengawatirkan.
Tidur ngorok berakibat luas pada kesehatan. Sleep apnea atau henti nafas dapat menyebabkan hipertensi, gangguan jantung, stroke, diabetes dan impotensi. Hubungan antara stroke dan sleep apnea belum bisa dipastikan.
Namun, menurut jurnal yang dirilis terbitan 2016 menggungkapkan, bahwa kelompok usia lanjut lebih rentan merasakan penurunan kadar oksigen pada saat tidur. Hal inilah yang membuat ukuran parah (AHI) semakin parah dan berdampak buruk untuk kesehatan.
Semoga bermanfaat.
Advertisement